Jumat, 04 September 2015

Teknologi Mesin yang Mendukung Efesiensi dan Performa


Sedjatinya sesederhana apapun teknologi yang dibuat, tujuannya adalah memudahkan atau meningkatkan baik itu menyangkut performa, kenyamanan maupun efesiensi.

Untuk membuat sebuah mesin dengan performa tinggi, bukan lah urusan yang sulit bagi para produsen otomotif di dunia brosis, namun bagaimana dengan mesin yang memiliki performa tinggi tetapi tetap efisien? nah hal ini menarik untuk kita bahas, karena sejati nya dalam dunia otomotif efesiensi selalu bertolak belakang dengan performa, ibarat nya "mau kenceng ya boros,mau irit ya lelet" mindset ini lah yang masih tertanam dalam masyarakat.

Namun seiring perkembangan jaman,produsen otomotif dunia terus mengembangkan berbagai teknologi guna mencapai keseimbangan antara performa bagus,namun tetap efisen. Begitu banyak teknologi efisiensi mesin dikembangkan dalam dunia otomotif, dari mulai pengaturan katup variabel, penambahan turbo atau supercharger sampai dengan hybrid atau fuel cell bahkan elektrik dan hidrogen. Namun kali ini Automotive information tidak akan membahas yang advance, cukup yang rigan ringan saja yang kita ketahui secara umum dan banyak kita jumpai di keseharian.

KATUP VARIABELBisa dibilang merupakan teknologi wajib bagi mesin modern saat ini. Teknologi ini mengatur durasi bukaan katup, timing bukaan katup, hingga besarnya bukaan katup disetiap rentang kecepatan. tiap produsen otomotif mempunya nama yang berbeda beda seperti, VTEC, i-VTEC, VVT-i, Dual VVT-i, CVTC, CVVT, Mivec, Vanos dlsb, namun pada prinsipnya tujuannya sama yaitu efisiensi bbm dan maksimum performa.


TURBODalam perkembangannya, Turbo selain ada tipe Low Pressure seperti yang terdapat pada Kijang Inova D4D dan Isuzu Phanther, juga terdapat tipe High Pressure untuk high performance seperti yang disematkan pada Golf GTi dan Lancer Evo.
Semakin kesini, Turbo mengalami perkembangan pesat dengan teknologi VGT (Variable Geometry Turbo) yang telah disempurnakan. Sistemnya adalah ada kipas/baling2 lain yang terdapat di dalam rumah turbo selain baling2 utama, saat non aktif, baling2 tersebut akan kuncup seperti tumbuhan putri malu, dan untuk kemudian mekar saat aktif direntang RPM tertentu. Tujuannya adalah mengurangi turbo lag dan mendapatkan tenaga lebih awal di RPM bawah. Selain itu juga ada yang mengakali lewat nozzle nya seperti milik Toyota Fortuner dengan VNT-nya (Variable Nozzle Turbo). dengan begitu, peak power bisa di kail di RPM rendah,sehingga hal ini berimbas pada efisiensi BBM yang di gunakan.


SUPERCHARGER
Secara singkat, prinsip kerja Supercharger dengan Turbocharger mirip-mirip, hanya jika turbo memanfaatkan gas buang untuk memutar turbin-nya, maka supercharger tidak butuh itu, turbin selalu berputar dengan bantuan pulley dan belt yang menyatu dengan mesin, sehingga kapanpun dibutuhkan, tenaga akan selalu ada, sesuai dengan putaran mesin. Kelemahannya, karena “menyatu” dengan kinerja mesin, Maka otomatis kerja mesinpun biasanya akan lebih berat.




GASOLINE DIRECT INJECTION

Gasoline Direct Injection (atau yang sering juga disebut GDI, Petrol Direct-Injection, Direct Injection, dan lain sebagainya), adalah sebuah teknologi mesin yang mampu meningkatkan power &  efisiensi BBM di kendaraan bermotor. Teknologi ini awalnya terkenal dan banyak digunakan di mesin bertipe diesel, hingga akhirnya banyak juga dipakai di produk automobiles alias Roda 4. 
Prinsip kerja Gasoline Direct Injection hampir sama dengan mesin 4-langkah pada umumnya, Hanya berbeda di beberapa penempatan saja… Berbeda dengan Rotary Engine misalnya, yang benar-benar beda secara part & mekanismenya. Jadi sesungguhnya, GDI Ini hanyalah pengembangan dari prinsip kerja Fuel-Injection standar. Namun faktanya, perbedaan yang sedikit tersebut mampu mengubah hasil akhir secara signifikan, Oleh karena itulah metode ini begitu terkenal di kalangan pecinta mesin…

Dalam proses kerja mesin standar, Campuran udara segar + Bahan Bakar (BBM) dilakukan di Karburator/Fuel-Injection yang kemudian disuplai ke ruang bakar melalui intake port. Campuran Udara & BBM yang homogen inilah yang jadi “makanan” mesin kita sehari-hari.

Ibarat tubuh manusia, Makanan tersebut dimasukkan ke dalam mulut terlebih dahulu untuk dicampur enzim, kemudian dikunyah-kunyah dan dihaluskan. Setelah itu baru masuk ke perut melalui kerongkongan… Selanjutnya sudah tahu kan ? Dalam bagian perut inilah (Lambung, Pankreas, Usus, dll) akan terjadi proses pembentukan energi oleh makanan. Anggap saja Makanan adalah BBM, Enzim adalah Udara, Kerongkongan adalah Intake, dan Perut adalah Combustion Chamber alias Ruang Bakar…. Nah, Begitulah penjelasan sederhananya, Gampang dimengerti kan ? Oke sip, Kita lanjut…




Dalam metode Gasoline Direct Injection, Terdapat perlakuan berbeda terhadap “makanan” tersebut. BBM & Udara segar disuplai ke dalam mesin dari 2 jalur yang berbeda… Jika di mesin konvensional BBM + Udara sama-sama melewati intake port, Di GDI ini hanya Udara segar saja tuh yang disuplai lewat jalur tersebut… Loh, Terus BBM nya lewat mana ?

Tuh, Perhatikan dengan seksama gambar skema Direct Injection diatas. Pada GDI, BBM nya disuplai lewat jalur Injektor khusus yang langsung disemprotkan ke dalam ruang pembakaran, yang punya pressure (tekanan) tersendiri. Dan di ruang bakarlah keduanya (BBM & Udara) bertemu. Jika diibaratkan tubuh manusia, Makanannya masuk lewat mulut seperti biasa, Namun enzimnya langsung disuntik ke perut… Oleh karena itulah, Namanya disebut Direct-Injection alias Langsung croot #eh maksudnya Injeksi Langsung… hehehe




Begitulah, 4 komponen yang membuat keseimbangan antara efisiensi dan performa, Di artikel berikut nya Automotive information akan membahas mekanisme dan penerapan nya pada kendaraan. mohon maaf jika pembahasannya masih sangat dangkal. Jika ada pengunjung blog yang lebih paham, kami sangat senang untuk menerima masukannya maupun tambahannya. Thanks for reading lads. tetep staytune di Automotive information